Daftar Isi
Fakta Bumi Bulat
Teori bumi bulat saat ini dianggap sebagai salah satu fakta ilmiah aksiomatik yang sepertinya harus diterima oleh siapapun tanpa memandang agama dan budaya. Bahkan pada usia dini, anak-anak pun sudah mempelajarinya dengan bukti-bukti yang disodorkan kepada mereka pada tahap awal pendidikan mereka.
Akan tetapi, mungkin kita akan dikejutkan apabila mengetahui bahwa hal yang sekarang menjadi fakta ini pernah mengalami masa sulit pada zaman dulu untuk diterima sebagai sebuah kenyataan. Mungkin Anda tercengang ketika Anda tahu bahwa otoritas-otoritas keagamaan besar yang mendominasi Eropa selama berabad-abad, merasa sangat tertekan dengan fakta ilmiah ini. Mereka mengingkarinya dengan keras, hingga sampai pada tahap menganggap ilmuwan yang mempercayai hal tersebut telah keluar dari ajaran agama. Bahkan pengingkaran tersebut ada yang berujung pada penyiksaan atau eksekusi mati dengan cara yang paling mengerikan!!
Hal ini berlangsung hingga datangnya Islam yang menyerukan manusia untuk memperluas pandangannya terhadap alam semesta, serta memerdekakan akal dari khayalan dan mitos. Islam juga membebaskan penganutnya untuk melakukan penelitian ilmiah berdasarkan eksperimen dan bukti-bukti yang ada, kemudian mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran yang objektif, bebas dan tanpa tekanan; Sehingga Islam menghidupkan kembali hampir semua fakta ilmiah setelah kepunahannya, dan bulatnya bumi merupakan salah satu fakta yang diungkapkan oleh Islam tersebut. Berikut rinciannya:
Sejarah Kepercayaan tentang Bentuk Bumi
Orang-orang Yunani mempercayai bahwa Bumi adalah sebuah piringan bundar datar yang dikelilingi oleh air laut di setiap sisinya. Hactatius (tahun 500 SM), yang dianggap sebagai bapak geografi Yunani menggambar peta-peta berdasarkan cakram bundar. Meskipun Plato (tahun 348 SM) kemudian muncul dengan teori pertama tentang bumi bulat, tetapi ia tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari orang-orang setelahnya.
Lebih lanjut, Kekaisaran Romawi dengan terang-terangan menolak pemikiran yang dilontarkan Plato ini. Cosmas, sang bapak geografi Romawi (tahun 547 M) menulis : “Bumi adalah seperti sebuah roda, air laut di sekitarnya mengelilingi dari semua sisi.” Pemikiran ini semakin meluas terutama setelah gereja dan para pemukanya (dengan pemimpinnya, Lucius) mengadopsi teori ini. Mereka menyebutkan bahwa bumi adalah datar, dan sisi lain dari bumi tersebut tidak dihuni, karena orang-orang akan jatuh ke luar angkasa!
Kemudian hal yang perlu diketahui juga berkaitan dengan hal ini, bahwa seorang pendeta Mesir bernama Qazmas pada abad keenam masehi memunculkan sebuah teori astronomi yang dia simpulkan dari teks-teks kitab sucinya, dengan tegasnya bahwa bumi berbentuk persegi panjang yang datar, serta tidak mungkin bumi berbentuk bulat.
Hal yang mengejutkan adalah orang-orang yang menentang teori tersebut diperlakukan dengan penuh kebencian; lawan pemikiran tersebut akan menjadi sasaran siksaan dengan diikat di tiang atau dibakar hidup-hidup dengan tuduhan mengikuti ajaran sesat. Hal ini berlanjut, bahkan para ilmuwan Eropa hingga abad ketigabelas masehi menggambar peta dunia dalam bentuk salib, yang kepalanya berada di surga dan kedua kakinya di neraka. Kedua lengannya adalah Laut Putih dan Laut Merah, serta Yerusalem berada tepat di tengahnya.
Salah satu ilmuwan Eropa paling terkenal yang mengadopsi teori bola Bumi adalah “Nicolas Coprenicus” (1473 M – 1543 M), yang menyimpulkan bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta. Hanya saja dia tidak berani menyebarluaskan bukunya kecuali setelah ia sakit menjelang ajalnya. Buku Copernicus tersebut tetap menjadi buku yang dilarang, gereja menyiksa siapa pun yang mendukung kepercayaan Copernicus, seperti Bruno yang kemudian dibakar, dan Galileo yang dipenjara dan dipaksa untuk mengingkari teori Copernicus, melepaskan pandangannya, dan tunduk pada pemikiran gerejawi!
Peradaban Islam dan Perannya terhadap Ilmu Pengetahuan
Peradaban Islam datang dan menghidupkan teori tentang bumi bulat, serta menyebarkan pengetahuan tersebut. Salah satu alasan paling penting dalam hal ini adalah bahwa Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang bumi bulat dengan beberapa cara yang berbeda.
Bentuk Bumi Menurut Para Ulama
Meskipun bentuk bumi merupakan sebuah topik sains, namun kita akan melihat dari ulasan yang akan diuraikan dalam artikel ini, bahwa para ulama juga memberikan perhatian terhadap masalah ini. Mereka mengemukakan bahwa bumi adalah bulat, bahkan mereka membantah pihak yang menyatakan tentang datarnya bumi. hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang kita lihat sebelumnya tentang apa yang dialami oleh orang-orang Nasrani di Eropa, dimana para ilmuwan mereka harus berhadapan dengan otoritas pemerintah karena berani menyuarakan tentang bulatnya bumi. Disini kita bisa melihat perbedaan yang sangat jauh antara dua kutub:
- Islam memupuk berkembangnya ilmu pengetahuan, serta mendorong para ilmuwan untuk menggalinya lebih jauh dengan logika, eksperimen, dan bukti-bukti ilmiah. Hingga Islam kemudian dapat membangun peradaban yang agung, yang dapat menghubungkan antara agama dan sains. Hal yang belum pernah didapati dalam sejarah agama-agama lain.
- Di sisi lain, otoritas Gereja memasung kebebasan berpikir dan membunuh semangat untuk menelusuri ilmu pengetahuan. Ketika mereka lebih memilih untuk memeluk mitos, serta melakukan doktrin kepada para pemeluknya dengan paksa. Hal inilah yang mendasari Barat -sebagaimana yang kita lihat- sampai saat ini melakukan pengucilan terhadap Gereja dari semua aspek kehidupan.
Ibnu Hazm
Ibn Hazm (w. 456 AH – 1064 M) menukilkan ijma’ para ulama tentang kebulatan bumi dalam kitabnya “Al Fashl fil Milal wal Ahwa` wan Nihal” dimana ia menyebutkan : “Mereka mengatakan bahwa bukti-bukti yang benar menunjukkan bahwa bumi itu bulat, dan masyarakat awam mengatakan sebaliknya. Jawaban kami –Allah lah yang memberi taufiq- : Tidak ada seorangpun dari para imam dalam agama islam dari para ulama yang mengingkari bulatnya bumi, serta tidak ditemukan satu kata pun dari mereka yang menolak fakta tersebut. Bahkan, bukti dari Al-Quran dan Sunnah telah menunjukkan tentang bumi bulat tersebut.Allah ﷻ berfirman :
يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ
“Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam.” [1](QS. Az Zumar : 5)
Ini adalah bukti yang paling jelas tentang perputaran siang dan malam. Kata yukawwiru secara bahasa berarti memutarkan, sebagaimana memutarkan sorban. Dan ini adalah nash tentang kebulatan bumi.” [2]Al Fashl fil Milal wal Ahwa` wan Nihal 2/78
Perlu kita perhatikan dalam perkataan Ibnu Hazm rahimahullah di atas, bagaimana sikap beliau ketika membantah orang-orang yang mengingkari fakta yang sudah jelas seperti ini. Beliau hanya mensifati mereka dengan “masyarakat awam”, tanpa ada tuduhan sesat atau hukuman mati. Terlebih beliau adalah seorang fuqaha di zamannya. Apabila kita bandingkan dengan perlakuan gereja di Eropa sebagaimana kita lihat dalam sejarah di atas, dimana mereka memanfaatkan kedudukan dan pengaruh spiritual mereka untuk membungkam orang-orang yang menyelisihinya, kita akan mendapatkan dua kutub yang saling berlawanan.
Fakhruddin Ar Razi
Imam Fakhruddin Ar Razi (t: 606 H/sekitar 1209 M) menyebutkan dalam kitabnya “Mafatih Al Ghaib” ketika menjelaskan tafsir firman Allah :
وَهُوَ الَّذِيْ مَدَّ الْاَرْضَ
“Dan Dia yang menghamparkan bumi” [3]QS. Ar Ra’d : 3
Beliau berkata : “Menghamparkan artinya adalah membentangkan sampai tanpa ada batasannya. Maka firman Allah ini menunjukkan bahwa Allah menjadikan ukuran bumi yang sangat besar hingga mata tidak akan dapat melihat ujungnya; karena apabila bumi berukuran lebih kecil dibandingkan dengan ukuran yang ada sekarang, niscaya tidak akan dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Apabila sebuah bola berukuran sangat besar, maka setiap sisinya akan terlihat sebagai sebuah dataran.” [4]Mafatih al Ghaib
Pendapat para Geologi Muslim tentang Bumi Bulat
Kita sekarang akan mengkaji beberapa pernyataan yang dilontarkan oleh sekelompok geologi Muslim yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. Dalam fakta ilmiah ini, mereka tidak hanya cukup menyapu debu kebodohan dan fanatisme, tapi juga menguatkannya dengan bukti pasti yang Allah mudahkan bagi mereka :
- Ibn Khurdazba (wafat. 272 H = 885 M) mengatakan dalam kitabnya “Al Masalik wal Mamalik” : “Bumi berputar sebagaimana bola yang berputar. Nampak seperti kuning telur yang terlapisi bagian putih telurnya.”
- Ibn Rustah (w. 290 H = 903 M) menulis dalam kitabnya “Al A’laq an Nafisah” : “Allah ﷻ telah menempatkan putaran astronomi, seperti bola yang berputar berongga dan berputar … dan bumi merupakan materi bulat dan padat dalam rongga astronomi.”
- Al-Masoudi (w. 346 H = 956 M) menulis dalam kitabnya “At Tanbih wal Isyraf” : “Allah ﷻ membuat astronomi tertinggi, yang merupakan orbit lurus dan perputaran yang dilakukannya, yang pertama adalah bola Bumi yang dikelilingi oleh orbit bulan ….”
- Syarif Al-Idrisi (w. 560 H = 1166 M) menyebutkan dalam kitabnya “Nuzhat al Musytaq” : “… dan bumi adalah bulat seperti bola yang berputar, dan air menempel padanya, serta diam di atasnya secara alami. Bumi dan air tetap pada tempatnya sebagaimana kuning telur yang terlindungi bagian putihnya. Posisinya berada di tengah, serta angin meliputinya (maksudnya adalah atmosfer), dari semua penjuru…” Perlu diketahui pula, bahwa Al Idrisi ketika membuat miniatur bentuk bumi, dia membuatnya dalam bentuk bola tiga dimensi.
- Al-Qazwini (w. 682 AH = 1283 M) dalam bukunya “‘Ajaib al Makhluqat” menyatakan : “Bumi adalah sebuah bola … Bukti dari hal ini adalah bahwa gerhana bulan jika dilihat dari berbagai negara, dia tidak akan terlihat pada pada satu waktu, melainkan pada waktu yang berturutan, karena terbitnya bulan serta tenggelamnya terjadi pada waktu yang berbeda di tempat yang berbeda. Serta bumi terletak di tengah semua orbit, insya Allah.”
Kemudian Al Qazwini membantah pendapat para sarjana abad pertengahan di Eropa dan juga para pemuka gereja yang mengatakan bahwa seandainya bumi adalah sebuah bola, maka orang-orang akan jatuh di sisi yang lain, atau kepala mereka akan terbalik. Ia berkata: “Manusia di tempat mana pun ia berdiri di permukaan bumi, maka kepalanya akan mengarah ke langit, dan kakinya yang berada di tanah, serta dia melihat setengah dari bagian langit. Apabila dia dia berpindah ke sisi yang lain, maka dia akan melihat sisi langit di hadapannya seluas yang tidak terlihat dari sisi yang lain .. “
Yang mengherankan, setelah semua penjelasan ini, adalah bahwa masih banyak buku-buku bangsa Arab atau kaum muslimin secara umum yang menukil dari referensi Barat bahwa umat Islam belum mengenal teori bumi bulat, serta bahwa teori bumi bulat ini dikenalkan pertama kali oleh “Copernicus” (1473 M – 1543 M) !!! Sekarang anda dapat menilai sendiri dengan membandingkan tahun kelahiran Copernicus dengan tahun-tahun masa hidupnya para ilmuwan Muslim yang disebutkan di atas; Anda akan tahu: Siapa sebenarnya yang menukin dan siapa yang dinukil??! ..
Dalam artikel ini, kita melihat bagaimana kaum muslimin dapat sampai pada fakta geografis yang penting ini dari anjuran yang ditekankan dalam Kitabullah maupun Sunnah Nabi-Nya, setelah sebelumnya fakta tersebut menjadi momok dari sebagian kejahilan zaman kegelapan. [5]Islamstory
Semoga Allah senantiasa memberikan izzah bagi Islam dan kaum muslimin.
Lihat Juga : Apakah Ada Ijma’ tentang Bulatnya Bumi?